Jakarta -Harga sejumlah bahan pokok merangkak naik menjelang Lebaran. Kenaikan harga terjadi karena ada aksi ambil untung di kalangan pedagang.
Kepala Sub Direktorat Hasil Pertanian dan Kehutanan, Kementerian Perdagangan, Pariaman Sitorus, mengatakan, kenaikan harga bahan pokok dipengaruhi oleh isu perubahan iklim dan pengangkutan. Isu tersebut membuat pedagang khawatir kalau harga bahan pokok akan semakin mahal.
"Kalau pedagang tidak menyesuaikan harga, mereka takut tidak bisa membeli barang berikutnya. Sehingga khawatir akan rugi," kata Pariaman saat acara Antisipasi Kenaikan Harga menghadapi Hari Raya Idul Fitri di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika hari ini (26/8).
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, harga sejumlah bahan pokok pada Agustus memang naik jika dibandingkan Juli lalu. Harga beras rata-rata pada Agustus sebesar Rp 6.662 per kilogram. Sedangkan pada Juli lalu harga beras per kilogram Rp 6.500.
Begitu juga dengan harga gula pasir mengalami kenaikan mencapai Rp 10.714 per kilogram. Sedangkan pada Juli lalu harga gula pasir Rp 10.390 per kilogram.
Kenaikan harga juga terjadi pada minyak goreng curah. Saat ini harga per kilogram mencapai Rp 9.767. Adapun harga minyak goreng curah pada Juli lalu Rp 9.341 per kilogram.
Harga daging sapi juga meningkat hingga mencapai Rp 67.840 per kilogram. Padahal pada pada Juli sebesar Rp 65.689 per kilogram. Harga daging ayam mencapai Rp 26.325 per kilogram. Lebih tinggi dari harga daging ayam pada Juli lalu yakni Rp 25.595 per kilogram.
Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog), Abdul Waris Patiwiri mengakui, kenaikan harga khususnya beras dipengaruhi oleh peralihan musim panen ke musim paceklik. Kondisi cuaca yang anomali juga menurunkan rendemen beras atau kualitas beras per satuan gabah.
Badan Pusat Statistik (BPS) juga telah mencatat kenaikan harga beras yang cukup signifikan sejak Juni hingga Agustus. Pada pekan pertama Juni lalu harga beras umumnya Rp 7.452 per kilogram. Sedangkan pada pekan ketiga Agustus, harga beras sudah mencapai Rp 8.405 per kilogram. "Mengalami kenaikan hampir Rp 1.000 per kilogram," ujarnya.
Menurut Bulog, harga beras di sejumlah provinsi juga mengalami kenaikan. Di Aceh, pada Agustus ini , harga beras naik 11 persen, di Palu naik 8 persen, di Menado juga naik 6,6 persen, dan Maluku harga beras naik 5 persen.
Untuk menahan kenaikan harga, pemerintah telah melakukan beberapa upaya diantaranya operasi pasar dan percepatan pembagian beras untuk warga miskin.
EKA UTAMI APRILIA
Komentar
- TEMPOinteraktif
- Majalah Tempo
- English Edition
- Koran Tempo
- PDAT
- Photostock
- U-Mag
- Ruang Baca
- Blog
- iTempo
- Jurnalisme Publik
- Infografis
- Video
- Audio
- Opini
- Catatan Pinggir
- Kolom
- Cari Angin
- Forum
- Indikator
- Tempo Gading
Tidak ada komentar:
Posting Komentar