Kasus video porno artis diingatkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai tragedi moral dan akhlak. Diharapkan kasus itu menjadi introspeksi pentingnya teladan dari para tokoh masyarakat dalam bagian pendidikan bagi anak. “Tragedi moral akhlak yang belum lama ini terjadi, apa yang disebut kasus video porno. Pelajaran apa yang bisa dipetik dari situ, siapa yang tanggung jawab,dan apa yang harus kita lakukan agar tak terjadi kasus itu di masa depan,” kata Presiden dalam puncak peringatan Hari Anak Nasional di Sasono Langen Budoyo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Jumat (23/7).
Selain peran orangtua, Presiden juga mengingatkan agar masyarakat turut berperan dengan senantiasa memberikan contoh kehidupan yang baik bagi anak-anak. “Juga pendidikan di sekolah, bimbingan pemuka agama, dan contoh kehidupan yang baik di masyarakat,” ujarnya.
Selain dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta istri, beberapa menteri Kabinet Indonesia Bersatu II antara lain Menteri Pendidikan Muhammad Nuh dan Menteri Sosial Salim Segaf Aljufri.
RATUSAN ANAK KECEWA
Namun dalam peringatan HAN tersebut sempat diwarnai kekecewaan ratusan anak-anak yang telah merumuskan 8 butir aspirasinya dalam Kongres Anak .”Suara Anak Indonesia” yang merupakan hasil Kongres Anak Indonesia 19-24 Juli, batal dibacakan di hadapan
Presiden.
“Kami sangat kecewa. Kami sebagai anak untuk menyuarakan aspirasi kami merasa dibatasi,” ujar perwakilan anak Indonesia, Arief Rochman Hakim, 16, asal Bangka Belitung. “Padahal teman-teman yang lain, sampai sekarang kongresnya masih berlangsung, rencananya mereka mau nonton bareng untuk menyaksikan ini (pembacaan Suara Anak Indonesia,” ujar Maesa Ranggawati Kusnandar, 15, dari Jawa Barat.
Jelas mereka kecewa karena baru sekitar pukul 08.00 sebelum acara dimulai, mereka mendapat kabar bahwa pembacaan tersebut dibatalkan karena keterbatasan waktu oleh panitia yang merupakan perintah Istana.
http://www.poskota.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar