
Dalam pidatonya, Hendarman minta seluruh aparatnya merefleksi diri, " Apakah selama ini kita telah melakukan penegakan hukum sesuai dengan harapan dan keinginan masyarakat?," kata Hendarman di depan seluruh aparat Kejaksaan yang hadir dalam upacara di Lapangan Kejaksaan Agung, Jakarta.
Hendarman juga menekankan banyak kelemahan dalam program reformasi birokrasi Kejaksaan. Program reformasi itu, katanya lagi, juga tidak jalan. " Karena masih ada perbuatan tidak jujur dan tercela yang dilakukan oknum Kejaksaan sehingga mempengaruhi kepercayaan masyarakat" kata Hendarman.
Menurut Hendarman, program reformasi birokrasi tak hanya semata besar dalam konsep tapi perlu implementasi. " Dan ini perlu pola pikir dan tingkah laku positif dari seluruh aparat kejaksaan" ujarnya. Karenanya, Hendarman menekankan perlunya mekanisme reward and punishment untuk mengawasi reformasi birokrasi di Kejaksaan.
Secara khusus, Hendarman juga menyinggung laporan tahunan kejaksaan tahun 2009 yang tidak lagi disclaimer. Menurut dia, ini adalah prestasi Kejaksaan karena tiga tahun berturut-turut, laporan kejaksaan dinyatakan disclaimer atau tidak dapat dinilai oleh Badan Pemeriksa Keuangan. (http://tempointeraktif.com)
Hadir dalam peringatan itu, eks Wakil Jaksa Agung AH Ritonga. Juga sejumlah petinggi Kejaksaan lainnya seperti Wakil Jaksa Agung Darmono, Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus, M Amari, Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Hamzah Tadja, Jaksa Agung Muda Pengawasan Marwan Effendi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar